LANGSA- Sebanyak 12 orang calon peserta penerima Beasiswa Aceh Carong berasal dari warga kurang mampu di Kota Langsa, Kamis (17/6/2021) mengikuti tes potensi akademik dan wawancara, di ruang Keistimewaan Aceh dan Kesra Setdakota Langsa.. Uji tes potensi akademik dan wawancara bagian dari tahapan seleksi calon penerima beasiswa Diploma Aceh Carong yang diperuntukan Pemerintah Aceh bagi
Sumbangan PDB dari sektor pariwisata cukup tinggi. Masih perlu pembenahan di sektor MICE. Kampus mulai menggarap MICE sebagai program studi. - Industri pariwisata nasional terus menggeliat dan menunjukkan angka positif dari tahun ke tahun. Jika dilihat dari data yang dimiliki Indonesia Investment, pada 2019, sektor pariwisata mampu menyumbang 15% dari produk domestik bruto dengan penerimaan negara berkisar di angka Rp 275 triliun dan mampu menyerap 15 juta tenaga kerja. Salah satu penyangga industri pariwisata yang cukup potensial adalah Meeting, Incentive, Convention, Exhibition atau MICE. Di sejumlah negara industri, MICE sering diartikan sebagai The Meetings Industry. Di Indonesia, kehadirannya boleh dikatakan terasa sejak 2013 ketika menjadi tuan rumah beberapa event internasional. Sejak saat itu, MICE dianggap menjadi potensi baru bisnis pariwisata nasional. Sebenarnya, MICE sudah lama dilirik sejumlah perguruan tinggi, terutama politeknik, untuk dijadikan program studi. Politeknik Negeri Jakarta PNJ yang pertama kali menelurkan Jurusan MICE di kampusnya sejak 2005. Toh, industri MICE di Indonesia memang masih kalah berkembang ketimbang negeri tetangga, Singapura. Salah seorang mahasiswa MICE PNJ, Azzahra Isnadifa diperkenalkan dengan MICE justru dari sanak saudaranya yang berada di negeri singa itu. “Awal tahu sih dari sepupu yang baru pulang dari Singapura,” ujarnya kepada Thea Fathanah Arbar dari GATRA. Dari situ, muncul ketertarikannya dengan bisnis MICE dan berniat untuk mendalami ilmunya di PNJ. “Setelah googling dan banyak bertanya memang MICE di PNJ ini adalah program studi terbaik se-Asia Tenggara,” katanya. Mahasiswa usia 19 tahun ini juga menjelaskan betapa sulitnya untuk bisa menduduki bangku kuliah di MICE. Awalnya, dia harus melewati tes tertulis dengan soal bahasa Indonesia, bahasa Inggris dan ekonomi. Selepas itu dia masih harus melewati tes wawancara. “Di sini bahasa Inggris kita diuji,” katanya. Setelah kurang lebih setahun bergelut dengan dunia MICE, Azzahra mengakui banyak keuntungan yang diraih. Dia bisa mulai mengkoordinir acara, dan menyediakan pelayanan yang profesional. “Dan yang lebih menariknya lagi aku bisa tahu mengenai kepariwisataan Indonesia dan internasional,” katanya. Selain itu, MICE PNJ juga memberi mata kuliah seperti Pengantar Pameran, Marketing, Event Management Project, Bahasa Inggris, Akuntansi, Management Logistic, Dealing with Vendor, Registration, Bidding, Pengantar Konvensi, Correspondence, Event Technology dan masih banyak lagi. Walau begitu, Ketua Jurusan MICE PNJ, Etty Khongrat mengatakan masih banyak pihak yang belum memahami apa itu MICE.“Jadi, publik memahami MICE hanya sebagai leisure, hanya sebagai wisata jalan-jalan,” katanya kepada GATRA, Kamis 18/4 lalu. Untuk itu, maka publik perlu memahami apa sebenarnya MICE. Awalnya, PNJ pernah melakukan studi banding ke salah satu negara bagian di Australia. Di sana, dosen-dosen PNJ menyadari MICE sebagai industri sudah jauh berkembang. Sepulangnya ke tanah air, PNJ pun memutuskan untuk membentuk program studi MICE di bawah jurusan Administrasi Niaga. “Kami kumpul-kumpul dengan mereka industri MICE, mereka bicara dan kita catat untuk persiapan kurikulum mata kuliah,” katanya. Program studi MICE sebenarnya juga banyak diisi mahasiswa D3 yang ingin melanjutkan program S1. Maka ada mata kuliah yang bernama rekognisi pelajaran lampau. Bagi mahasiswa D3, mereka hanya perlu menyerahkan portofolio dan disetarakan dengan jumlah Satuan Kredit Semester SKS yang harus diselesaikan. Menurut Etty, perkuliahan di MICE pun berbasis diskusi. “Jadi kuliah dengan saling berdiskusi,” ujarnya. Sejak didirikan pada 2005, MICE PNJ mengalami perkembangan yang cukup baik. Tiap tahun, jurusan ini menerima dua kelas yang masing-masing diisi 30 orang mahasiswa. “Tahun lalu kita tambah lagi satu kelas karena industri pariwisata makin banyak,” ujarnya. Standar lulusan MICE PNJ pun sebenarnya cukup tinggi. Ada leveling yang harus bisa dicapai para mahasiswa. “Syarat lulus dari sini harus sudah uji kompetensi,” katanya. Standar bahasa Inggris yang ditetapkan PNJ harus mencapai minimal TOEFL 500 dan memiliki sertifikat kompetensi yang cukup. Dan juga, tugas akhir para mahasiswa MICE bukan berbentuk skripsi tapi business plan. Para mahasiswa pun tidak perlu khawatir dengan lapangan pekerjaan setelah selesai kuliah. Bahkan sejak masih duduk di bangku kuliah, mahasiswa MICE kerap mendapat kerja sampingan atau job training di perusahaan event organizer. “Sering juga belum selesai tapi terlalu asyik kerja, akhirnya kita harus sudahi job training nya,” ujarnya. Aditya Kirana
KETENTUANMENGIKUTI TES WAWANCARA. 1. Peserta tes wawancara bisa mengambil surat ijin tidak mengikuti kuliah pada hari Selasa 04 Desember 2018 di kantor sekretariat BAZNAS Kota Semarang, Ruko Kalipancur No 2 Jl. Abdul Rahman Saleh Raya, Semarang Pukul 09.00 - 15.00 WIB. 2. Peserta tes wawancara wajib membawa kartu ujian pada saat tes berlangsung
Kenapa MICE PNJ? Judul di atas merupakan salah satu pertanyaan yang paling sering aku tanyakan ke diri sendiri dan google. Kenapa MICE PNJ? Kenapa harus nolak PTN di Bandung untuk MICE PNJ? Apa yang akan aku dapatkan ketika aku lulus dari MICE? Kurang lebih seperti itulah FAQku sebelum akhirnya memutuskan untuk memilih MICE sebagai jenjang lanjutan pendidikan aku yang nantinya akan menentukan masa depan. Sebelum membahas lebih jauh tentang MICE enaknya aku jelasin dulu kali ya apa itu MICE? Jadi teman-teman, MICE itu adalah akronim dari Meeting, Incentive, Convention and Exhibition yang merupakan sebuah bagian dari industri pariwisata yang melayani bidang pertemuan, konvensi dan pameran. Sederhanyanya, banyak orang mengartikan MICE ini sebagai Event Organizer. Dalam Undang-Undang, MICE ini merupakan bagian dari pariwisata, tapi di PNJ, MICE ini core utamanya adalah bisnis. Jadi para akademisi di PNJ lebih senang menyebut MICE sebagai Event Management atau Event Business. Kira-kira seperti itu sih menurutku. Aku tahu MICE secara ga sengaja dari internet. Jadi waktu itu aku menemukan tulisan tentang event management, karena pada saat itu tertarik dengan jurusan event, akhirnya memutuskan untuk menelusuri lebih jauh apa itu event management, aku kira event management ini termasuk bagian dari management. Setelah ditelusuri akhirnya ketemulah dengan website MICE PNJ, setelah itu makin penasaran-makin penasaran, aku cari alumni-alumni MICE diinternet dan nanya langsung MICE itu gimana sih dan bla-bla-bla. Setelah mendapatkan info yang cukup lengkap, aku makin yakin nih buat milih MICE. Dan hingga akhirnya ada yang nanya "Emang nanti mau jadi apa setelah lulus dari MICE?" and surprisingly aku jawab lancar banget dan udah kebayang nanti setelah lulus mau jadi apa. Aku cerita tentang pengalaman tes UMPN. Jadi MICE ini terdiri dari 2 tes masuk. Pertama, tes tertulis, dan kedua adalah tes interview. Tes tertulisnya terdiri dari Matematika, Ekonomi, Akuntansi, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, jumlahnya 100 butir soal. Setelah dinyatakan lolos di tahap ujian tulis, dilanjut dengan tes wawancara. yang ngewawancaranya dosen-dosen MICE PNJ. Pertanyaannya ga jauh seputaran MICE sih. Kalo emang udah ngerti banget tentang MICE, rasanya ga ada masalah sih pas tes wawancara itu. Dan sekarang, setelah satu semester belajar MICE, apa yang aku bayangin dulu tentang MICE ternyata bener semua, bahkan jauh lebih keren dari ekspektasi aku sebelumnya. Aku ngerasa tepat banget berada di sini dan sama sekali ga menyesal nolak PTN yang di Bandung. That's all, guys. Semoga bermanfaat ya. UPDATE Teman-teman, sebelum chat aku secara personal, ada baiknya untuk cek postku yang terbaru ya di sini! Kalau pertanyaan teman teman belum terjawab, teman-teman bisa kirim pesan ke kikiwidianti019 Terima kasih.
Informasiyang anda cari adalah tes wawancara pnm. Dibawah ini telah kami sajikan Informasi Lowongan kerja Lulusan SMA SMK D3 S1 S2 Semua Jurusan Lowongan BANK BUMN CPNS dan Swasta lainnya berdasarkan keterkaitan artikel ataupun keterkaitan iklan yang benar-benar sesuai dengan kata kunci. Apabila informasi yang kami sampaikan di situs ini
Com este aplicativo, a câmera pode disparar uma mensagem de áudio personalizável, como “por favor, use uma máscara facial” Coincidindo com o recente lançamento do aplicativo de Monitoramento de Ocupação, desenvolvido para ajudar a implementar regras de distanciamento social, a Hanwha Techwin também apresentou um aplicativo de Detecção de Máscara Facial que ajudará ainda mais as empresas a operarem em um mundo afetado pelo COVID-19. Acredita-se que o uso de máscara impeça a propagação do COVID-19 e a peça já foi adotada como medida de segurança em muitos locais de trabalho. No entanto, a disponibilidade do aplicativo de Detecção de Máscara Facial não poderia acontecer em um momento melhor do que agora com a Organização Mundial da Saúde OMS recomendando o uso de máscaras faciais sempre que o distanciamento social for difícil. O governo do Reino Unido também está tornando obrigatório o uso de uma cobertura de rosto ao visitar ou trabalhar em unidades de saúde e ao usar o transporte público. O Reino Unido não está sozinho na introdução de regulamentos para garantir o uso de revestimentos faciais. Na Alemanha, por exemplo, é necessário fazê-lo em transporte público e durante as compras, e na Espanha todos os que têm mais de seis anos precisam usar máscaras em espaços públicos internos e externos quando não é fácil para as pessoas manterem mais de dois metros de distância. O aplicativo Detecção de máscara facial desenvolvido pelo parceiro de tecnologia da Hanwha Techwin, a2 Technology, para câmeras de plataforma aberta da linha Wisenet X. Com o uso de análise de vídeo para detectar se uma pessoa que entra em uma área está usando uma máscara, conta com um recurso para acionar a reprodução de uma mensagem de áudio personalizável, como “por favor, use uma máscara facial”. A mensagem de áudio é gerada por meio de um recurso de suporte de áudio embutido nas câmeras Wisenet X, negando a necessidade de um PC ou um dispositivo de armazenamento de áudio separado para ser instalado nas proximidades. Um cabo curto é tudo o que é necessário para conectar um alto-falante à câmera. Um recurso de saída de alarme também pode ser usado para ligar um dispositivo como um farol de aviso. O aplicativo, que detecta e analisa simultaneamente até 4 pessoas, pode detectar pessoas a uma distância de até 5 metros. Sem ser afetado por óculos, chapéus ou cachecóis consegue detectar se uma máscara não está sendo usada corretamente . Uma função de zoom digital, projetada para ser usada com câmeras de lente fixa, ajuda os instaladores a configurar o aplicativo para que ele se concentre em uma região específica do campo de visão de uma câmera, se ela for considerada muito ampla. Solução baseada em borda O aplicativo Detecção de máscara facial pode ser encomendado pré-carregado em modelos Wisenet X selecionados como uma solução pronta para uso. São eles Câmera caixa de rede XNB-6000 / MSK Câmera bullet IR de rede XNO-6080 / MSK Câmera domo de rede XND-6010 / MSK Câmera dome de rede resistente a vandalismo XNV-6011 / MSK Como é o caso de todas as câmeras Wisenet série X, esses modelos são equipados com slots de memória SD / SDHC / SDXC, permitindo que imagens associadas a incidentes de pessoas que não usam máscaras ou não as usem corretamente sejam armazenadas localmente. Há também a opção de armazenar as imagens em um servidor FTP. Gestão simplificada Uma interface baseada na Web permite que os usuários recebam alertas por meio de um PC de mesa. O aplicativo também foi integrado à plataforma Wisenet WAVE Video Management Software VMS que, com o recurso “Layout como ação”, permite que um layout de tela predefinido seja aberto automaticamente quando ocorrer um evento. Isso torna ainda mais fácil para os operadores verificarem se houve uma violação das regras de uso de máscaras. “O aplicativo de detecção de máscara facial é um excelente exemplo de como a tecnologia de vigilância por vídeo é capaz de ajudar as pessoas a conduzirem seus negócios todos os dias com segurança”, afirma Uri Guterman, chefe de produto e marketing da Hanwha Techwin Europe. “Com vidas em risco, entendemos completamente nossas responsabilidades em termos de oferecer soluções adequadas, como os aplicativos de Detecção de Máscara Facial e Monitoramento de Ocupação. Nas próximas semanas, continuaremos a trabalhar internamente e com parceiros de tecnologia escolhidos a dedo para desenvolver soluções práticas adicionais que ajudarão fortemente escritórios, fábricas, hospitais, galerias de arte e museus, locais de culto, instalações de transporte e muitos outros tipos empresas e organizações, para abrir com segurança suas portas ao público.”
Allposts tagged "Tes Wawancara" Jatim Calon Perangkat Desa Alang - Alang Caruban Ikuti Tes Wawancara. By redaksi bebas 26 Januari 2022. JOMBANG, BEBAS - Proses pengisian kekosongan pada jabatan Kepala Dusun Pengalangan, Kaur Tata Usaha dan Umum, More Posts. Contact Information.Thewind of tornado rushes at great speed around a funnel-shaped cloud. It travels in a path a few hundred feet wide and about twenty-five miles long. As the wind circles counterclockwise, the funnel spirals higher and higher. The force of the wind sucks tip water, dirt, and objects, and carries them along with it.Themice eat our protected sea oats, the feral cats, raccoons, etc., eat the mice. That is the cycle of nature. These little creatures have the advantage of many acres of land designated on their
ProgramPerkuliahan Ekstensi (Kuliah Online), Beasiswa S1, D3, Pascasarjana, Program Studi, D3 Usaha Perjalanan Wisata (Bisnis Pariwisata dan Perhotelan), Mata Kuliah, Fakultas Dan Jurusan. Program Perkuliahan Ekstensi (Kuliah Online) Beasiswa S1, D3, Pascasarjana Program Studi D3 Usaha Perjalanan Wisata (Bisnis Pariwisata dan Perhotelan) Mata Kuliah, pariwisata singkatan
Teswawancara, tanggal 29 s.d 30 Juni 2020 Pengumuman hasil seleksi, tanggal 04 Juli 2020 Biaya Pendaftaran dan Pendidikan Biaya registrasi dan pendidikan jadwal magister PNJ dibayarkan lewat Bank Mandiri seluruh cabang online Biaya pendaftaran, sebesar Rp. 500.000 Biaya pendidikan, sebesar Rp. 10.500.000 Tata Cara Pendaftaran